Oleh :
Bung Muti
Jika
malam ini ada suatu kegaiban besar yang diberikan kepada diri lelaki, maka akan
dipinta agar kegaaiban dapat membenarkan yang selalu dirasakan benar dalam
benaknya. Apakah benar wahai sang kegaaiban bila dari namanya telah
melukiskan bahwa dia adalah sang pujaan rindu, pujaan cinta dan ke-sang
setiaan, Duhai kegaaiban hanyalah pinta itu yang ku minta agar dapat meyakinkan
segala firasat dan kegembiraan diri yang tak dapat terlukis dan terbaca oleh apapun
selalin pinta dan doa bagi sang Pencipta dan Pemilik segala yang ada di dunia
ini bahkan kehidupan di alam kelak.
Besar
harapan raga dan jiwa ini melukis senja malam, yang penuh keromantisan akan
'dia' dan sumber segala cinta. Nafas sang kekasih terurai dalam senyuman
ketika mendengar dan melihat apa yang terlukis dalam suara dan raut wajahnya
mengingat kegembiraan itu menjadikan perasaan ini ingin membahagiaakan dan
selalu menjaganya duhai kekasih. Tepat di tempat, suasana, kenikmatan dengan sekelompok orang yang duduk mencicipi dan merasakan hangat minuman kopi malam dan memandang sekitar ada jalan yang selalu ramai. Mungkin ruang-ruang jalan dan sepertinya juga
ada persimpangan jalan walaupun tak dapat dipandang dalam satu perspektif untuk
keseluruhannya jalan tersebut. Namun, beberapa ruang dan ruas jalan itu
hanyalah dirimu yang terlukis dibenak lelaki yang selalu memujah kekasihnya, entah
itu 1 KM, 2 KM maupun selebihnya sampai mata tak dapat lagi memandang, Namun, kau tetap ada di setiap
sudut dan jalan Sebab, malam tahu akan apa yang lelaki itu rasakan dan ingin
melukiskan kebahagiaan itu untuk semuanya.
Komentar
Posting Komentar