Oleh :
Ahlan Mukhtari Soamole
Perspektif
kemajuan berada dalam intensitas seseorang dalam menumbuhkan pemikiran yang
dewasa dan dapat bertahan pada masa-masa yang krisisis dan jauh dari
keterbelakangan. Namun, sejauh seseorang menumbuhkan kematangan alam
pemikirannya secara hierarki maupun sistematis maka dia tersebut berada dalam
alur gerakan yang subtansial atas kesadaran dan kebebasan dirinya. Akankah
untuk memeroleh kemajuan dapat saja kita berada dalam kepasivan. Menurut hemat
menulis jikalau ungkapan kemajuan tanpa dibarengi dengan gerakan-gerakan
progresif dan keratif multidimensi maka dapat dikatakan harapan itu hanyalah
ilusi yang membuat diri berada dalam hasrat yang ‘sadisme’.
Banyak hal yang
merepresentasikan suatu kemajuan bila seseorang dapat menggunakan ataupun
memanfaatkan suatu dinamika yang terisi oleh ruang-ruang yang ekstensif. Pada
gilirannya ruang tersebut menyatu dengan mimpi dan upaya yang telah dipikirkan
oleh sesorang ataupun manusia.
Multidimensi
ragam kemenangan, berada disetiap sudut maupun ruang-ruang universal. Bahkan
jauh daripada itu para filsuf telah menurunkan ke dalam pengkajian dasar
perspektif kefilsafatan dan keilmuwan. Sebab, dengan asumtif dan
anggapan-anggapan yang fundamental filsuf tersebut bersama keyakinan yang
dimilikinya mengungkapkan pendalaman yang dilakukan adalah sesuatu yang besar
terdapat didalamnya perayaan besar berupa kebahagiaan dan kemenangan. Akan
tetapi, proses-proses tersebut akan menjadi hipotesa maupun mendapat konfrotasi
yang mendalam dari paradigma-paradigma aktual maupun pengkajian atas dasar
sejarah yang dibenturkan kembali pada saat tertentu, sesuai eksistensinya pada masa
zaman tersebut.
Dalam konteks
ini, pengaruh-pengaruh harapan kemenangan dapat diorientasikan dalam institusi
masyarakat. Jika harapan suatu kemenangan yang begitu besar diupayakan maka
gerakan universal berdasar multidimensi ruang kreatifitas sangatlah perlu dilakukan.
Bukanlah diisi oleh gerak yang pasif menunggu fatamorgana melampaui ilusi
ataupun ilusi itu sendiri mempengaruhi kehidupan sang manusia.
Kemajuan dan seni hidup
Setiap
mengartikan kemajuan, ragam perspektif memunculkan jawaban yang berbeda. Namun,
daripada itu kemajuan secara otentik dan mendasar adalah kecenderungan
implikatif yang memunculkan perenungan seseorang atas kesadaran subjektifitasnya agar
memeroleh kekhasan hidup, suatu individu maupun kelompok yang berkebabasan.
Menarik, jika kemajuan diekuivalenkan dengan seni hidup. Penulis menginterpretasikan
seni hidup berupa kebebasan manusia dalam mengarahkan kehidupan subjektifitas
yang otentik dan kreatif. Pada gilirannya seni hidup mengajarkan arti
kreatifitas hidup berdasar moralitas yang berkeyakinan atau yang diyakini.
Oleh karena itu, kemajuan yang dilakukannya dalam bentuk
penalaran diri menjadi dasar nilai kebebasan mengagumkan. Secara eksplisit
seseorang harus mewujudkan kemenangan yang dipikirkan dan diyakininya sebagai
sesuatu yang harus menjadi (manifestasi) sehingga memeroleh kemenangan yang
diharapkan secara berkemajuan.
Komentar
Posting Komentar